Jumat, 04 Juni 2010

MANUSIA DAN HARAPAN

MANUSIA DAN HARAPAN

HARAPAN

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalarn hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa "Si pungguk merindukan bulan". Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN

Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu scmua. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.

Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bennacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan,kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikimya. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :

a) kelangsungan hidup (survival)
b) keamanan ( safety )
c) hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) diakui lingkungan (status)
e) perwujudan cita-cita (self actualization)
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh
pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan
kepada ayah atau ibu. "Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil raja, semua diatur!" Itu
suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.



Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam
lagu "untuk apa" ada link yang berbunyi "aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan".
Dari bagian link itu kits dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di
bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga,
status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status
orang tahu siapa dia. Harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu. Misalnya ada
anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang
berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan ada
orang yang berpendapat jangan memberi makan/pertolongan kepada anak jadah (haram).
Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti
orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga diri, dan
sebagainya

Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar diterima atau diakui kehebatannya.

KEPERCAYAAN

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan - langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besamya. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan. Dalam hal beragania tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasamya ialah keyakinan masing-masing.

Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendannbakannya, karena is mempunyai arti khusus bagi hidupnya. la merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan pcrasaan. Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyinipang dari kebenaran. Manusia sadar, bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap maupun bcrtindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan, "sekali lancung ke ujian, selama hidup orang tak percaya", karena itu, wajarlah kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan, ketidakpastian, dan kedukaan.

Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya "filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer ada tiga teori kebenaran sebagai berikut :
1) Teori koherensi atau konsistensi
Yaitu suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pemyataan-pemyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh : setiap manusia akan mati. Paul Manusia. Paul akan mad
2) Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pemyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pemyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pemyataan tersebut.
Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia
3) Teori pragmatis
Kebenaran suatu pemyataan diukur dengan kriteria apakah pemyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.

BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
1. Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pads diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2.Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa perraya kepada saudara, orang tua, guru,
atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya,
perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang
berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hares
dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang
lain.

3. Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.
Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rrakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arii hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, is hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karen itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.

4. Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila urnat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekoensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut. Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.
Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara
lain .
a) meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b) meningkatkan pengabdian kits kepada masyarakat
c) meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong,
dennawan, dan sebagainya
d) mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e) menekan perasaan negatif sepeiti in, dengki, fitnah, dan sebagainya

Tidak ada komentar: