Saya kelahiran Jakarta, ayah saya berasal dari Jakarta, dan ibu saya dari sumatera selatan. Sangat sulit bagi saya untuk memilih menceritakan tentang kebudayaan mana yang lebih unggul, karena setiap kebudayaan itu pasti mempunyai kelebihan ataupun kekurangan. Saya sudah lama tinggal di Jakarta, 17 tahun mungkin, dan selama kurang lebih 1 tahun saya pernah menetap di sumatera selatan, tepatnya di Palembang, dan indralaya. Kesan yang saya dapat selama tinggal di Jakarta dan Palembang cukup berkesan, tapi dalam kesempatan ini saya ingin menunjukkan keunggulan budaya dari ibu saya, baik tempat wisata nya, makanannya, orang – orangnya, dan segala macamnya.
PALEMBANG
Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia yang juga merupakan ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota ini dahulu pernah menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya, sebelum kemudian berpindah ke Jambi. Bukit Siguntang, di bagian barat Kota Palembang, hingga sekarang masih dikeramatkan banyak orang dan dianggap sebagai bekas pusat kesucian di masa lalu. Palembang merupakan kota tertua di Indonesia, hal ini didasarkan dari prasasti Kedukan Bukit yang diketemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal 16 Juni 682 Masehi. Maka tanggal tersebut dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang.Kota ini diserang beberapa kali oleh kekuatan asing, dimana kerusakan terparah terjadi saat penyerangan pasukan Jawa tahun 990 dan invasi kerajaan Chola tahun 1025. Namun sekarang kota ini tengah berbenah dan semakin mempercantik diri untuk menjadi sebuah kota internasional.
Letak Geografis
Secara geografis, Palembang terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT. Luas wilayah Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera. Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai Musi, yang dilintasi Jembatan Ampera, yang berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah.
PENDUDUK
Penduduk Palembang merupakan etnis Melayu, dan menggunakan Bahasa Melayu yang telah disesuaikan dengan dialek setempat yang kini dikenal sebagai Bahasa Palembang. Namun para pendatang seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti bahasa Komering, Rawas, dan Lahat. Pendatang dari luar Sumatera Selatan terkadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari dalam keluarga atau komunitas kedaerahan. Namun untuk berkomunikasi dengan warga Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan bahasa Palembang sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari Jawa, Minangkabau, Madura, Bugis, dan Banjar. Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India. Kota Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa dan Kampung Al Munawwar yang merupakan wilayah Komunitas Arab.
Agama mayoritas di Palembang adalah Islam. Selain itu terdapat pula penganut Katholik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
penduduk di palembang memang kalah beraneka ragam dibandingkan di jawa, khusunya jakarta, dari yang pernah saya lihat, kebanyakan etnis tiong hoa yang banyak meramaikan kota palembang. banyak orang mengatakan bahwa, orang palembang itu keras, sedikit - sedikit maen kasar, mungkin ada benarnya, karena dari yang saya lihat, karakter pada umumnya mereka memang keras, apalagi misal anda naik kendaraan umum di sana, anda akan merasakan kuping anda pengang sekali. tapi sejauh ini, belum ada kekerasan yang saya lihat.
TEMPAT - TEMPAT NONGKRONG DI PALEMBANG
Agama mayoritas di Palembang adalah Islam. Selain itu terdapat pula penganut Katholik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
penduduk di palembang memang kalah beraneka ragam dibandingkan di jawa, khusunya jakarta, dari yang pernah saya lihat, kebanyakan etnis tiong hoa yang banyak meramaikan kota palembang. banyak orang mengatakan bahwa, orang palembang itu keras, sedikit - sedikit maen kasar, mungkin ada benarnya, karena dari yang saya lihat, karakter pada umumnya mereka memang keras, apalagi misal anda naik kendaraan umum di sana, anda akan merasakan kuping anda pengang sekali. tapi sejauh ini, belum ada kekerasan yang saya lihat.
TEMPAT - TEMPAT NONGKRONG DI PALEMBANG
- Sungai Musi
- Jembatan Ampera
- Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang
- Benteng Kuto Besak
- Gedung Kantor Walikota
- Kambang Iwak Family Park
- Hutan Wisata Punti Kayu
- Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya
- Taman Purbakala Bukit Siguntang
- Monumen Perjuangan Rakyat
- Museum Balaputradewa
- Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
- Museum Tekstil
- Kawah Tengkurep
- Masjid Cheng-Ho Sriwijaya
- Kampung Kapitan
- Kampung Arab
- Fantasy Island
- Bagus Kuning
- Pusat Kerajinan Songket
- Pulau Kemaro
- Kilang Minyak Pertamina
- Pabrik Pupuk Pusri
- Sungai Gerong
MAKANAN KHAS
Kota ini memiliki komunitas Tionghoa cukup besar. Makanan seperti pempek atau tekwan yang terbuat dari ikan mengesankan "Chinese taste" yang kental pada masyarakat Palembang.
- Pempek
- Tekwan
- Model
- Laksan
- Celimpungan
- Mie Celor
- Burgo
- Pindang Patin
- Pindang Tulang
- Malbi
- Tempoyak
- Otak - otak
- Kemplang
- Kerupuk
- Kue Maksubah
- Kue Delapan Jam
- Kue Srikayo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar